banner

Kamis, 26 Mei 2011

Bengawan solo

0 komentar
Di pinggir bengawan solo. Papa bercerita dulu waktu kecil, papa sering bermain di pinggir bengawan ini kalau sore hari, "saat menjelang mahgrib". Memancing, main bola, kemudian berenang. Papa bilang hapir setiap sore hari selalu bermain dengan teman-temannya di sini.



Ya.., seperti yang dilakukan mas Wira saat ini. Mas Wira dan Dapi berusaha menangkap ikan yang di telah di pancing oleh papa. Biasanya kalau memancing, ikan yang telah terpancing dilepaskan di genangan air supaya tidak mati. Jadi, ketika dibawa pulang nanti masih hidup atau segar.



Mas Wira yang memang tidak biasa bermain seperti papa dulu, kelihatan sulit sekali menangkap ikan. Dengan di bantu Dapi akhirnya ketangkap juga.

Sore ini ikan yang terpancing hanya satu. itu pun kecil sekali, papa memutuskan untuk memelihara ikan itu di akuarium Pak De "Bambang".

Dapi bilang ikan ini suka makan e'ek orang. Jadi rasanya seperti e'ek orang. Dapi bercerita kalau adiknya sangat suka makan ikan ini. Ayah Dapi juga suka memancing di bengawan.

Mas Wira bilang, kalau ibu nya sangat suka makan ikan ini juga, sangat enak katanya.




Papa bilang, "Ini memang ikan yang terenak di bengawan solo, namanya ikan "Jendil". sangat enak kalau di botok. Tetapi kalau membersihkan, memang harus lebih ektra karena ikan ini suka makan kotoran manusia yang buang air besar di bengawan".

Kalau aku amati lebih detil, ikan ini mirip sekali dengan ikan patin, jadi aku bisa bayangkan rasanya kalau dimasak.

Pantai Delegan