banner

Senin, 27 Januari 2014

Wisata Gua Ngerong

0 komentar


Cerita mistis yang dipercaya warga yaitu apabila ada pengunjung yang datang kemudian pulang membawa ikan atau kura-kura yang berasal dari sumber air di dalam goa maka akan mendapatkan sial atau bahasa Jawanya "ciloko". Bahkan ada yang mengatakan bisa mati.

Mitos ini membantu ikan dan bulus (kura-kura) yang tinggal di gua ini tetap lestari sampai saat ini. 

  

 
Tidak seperti ditempat lainnya, ikan disini terbiasa makan klenteng (biji kapuk randu), brondong (popcorn) dan roti. Makanan ikan seperti itulah yang banyak disediakan penjual kepada para pengunjung yang akan memberi makan ikan.

Di mulut gua, pada siang hari ada banyak bergelantungan kelelawar. dibawahnya ada ribuan ikan yang yang siap memakan kotoran kelelawar yang jatuh. Itulah pemandangan yang ada ditempat wisata ini.


Siapkan masker bila berwisata ditempat ini, bau kotoran kelelawar sangat menyengat hidung apabila ingin lebih mendekat ke mulut gua. Di mulut gua inilah paling banyak ikannya dan terkadang kura-kura besar biasa muncul.
 
Obyek wisata yang terletak di kecamatan Rengel kabupatan Tuban ini berupa aliran air atau sungai yang menuju ke sebuah gua. Dengan pemandangan yang eksotis di mulut gua.

Menurut informasi yang aku dapat, pengunjung di tempat ini bukan saja orang-orang yang akan berwisata saja tetapi ada pengunjung yang mempunyai niat lain. Pengunjung yang sangat banyak biasanya terjadi pada hari Jumat Pahing. Di mana pada hari pasaran Jawa itu, orang berdatangan untuk nyekar atau sekadar membasuh muka dengan air Kali Ngerong.


Para pengunjung percaya kalau sumber mata air dari Goa Ngerong punya tuah dan diyakini mampu merangsang usaha, jodoh atau hal lainnya yang berkaitan dengan kepentingan duniawi.


 

Legenda Gua Ngerong

0 komentar
Kawasan gua ngerong saat ini, dulunya termasuk dalam kawasan Kerajaan Gumenggeng. Kerajaan ini sudah ada sejak jauh sebelum adanya Kerajaan Majapahit. 

Pada waktu Kerajaan Gumenggeng dilanda kekeringan yang teramat sangat, menimbulkan rakyat kelaparan di mana-mana. Raja saat itu, yang bernama Raden Arya Bangah, bermimpi bahwa jika ada yang bersemedi di puncak gunung (saat ini bernama Desa Andhong), maka Kerajaan Gumenggeng akan selamat dari kekeringan.

Kemudian, diadakan sayembara. Bagi yang bersedia, akan dihadiahi tanah yang luas. Kemudian, muncullah seseorang yang bernama Kyai Jala Ijo. Ia memberikan persyaratan agar ditemani oleh dua orang pengawal kerajaan.


Setelah bertapa di Desa Andhong, Kyai Jala Ijo mendapatkan petunjuk bahwa ia harus menyungkil tanah di tempat tertentu di Kerajaan Gumenggeng. Dengan ditemani dua pengawalnya, ia menancapkan tongkatnya di tempat tersebut, lalu mencungkilnya. Setelah itu, dia segera berbalik pulang dan memberi amanat kepada kedua pengawalnya untuk tidak menoleh ke belakang sama sekali. Tetapi, ketika berjalan pulang, salah satu pengawalnya menoleh ke belakang. Tiba-tiba, muncul seorang putri nan cantik rupawan yang menggoda pengawal itu, dan membawanya pergi menghilang.


Sedangkan tanah yang tadinya dicungkil oleh Kyai Jala Ijo, kemudian mengeluarkan air dan berubah menjadi celah (gua) yang berbentuk rong (terowongan/ lubang). Sehingga, tempat tersebut kini diberi nama Gua Ngerong. Ikan dan kura-kura yang ada di gua ngerong sampai saat ini, dipercaya sebagai jelmaan pengawal tersebut.

Sumber cerita :  ronasenja.wordpress.com

Pantai Delegan