Pernahkan kamu ketika main di daerah hutan menemui kepompong ulat jati? nah di daerah bojonegoro enthung jati dapat di jadikan santapan yang lezat, biasanya di masak dengan cara di tumis dengan bumbu-bumbu dapur seperti irisan bawang, lombok, kecap,dll. Rasanya ?’’. ehm,, mak Nyuss.... bisa di coba, datang saja ke Bojonegoro. Semoga refrensi ini dapat menjadi koleksi wisata kuliner ekstrem anda.
Bagi kebanyakan warga, enthung pohon jati tak ubahnya kepompong ulat jati yang akan menjadi kupu-kupu. Sehingga, melihat bentuknya saja, banyak warga yang jijik dan enggan mendekat. Namun, hal itu tidak untuk warga di pinggiran hutan Kabupaten Bojonegoro.
Kebanyakan warga di tepian hutan Bojonegoro di saat awal musim penghujan adalah giat-giatnya mencari enthung untuk disantap setiap hari, maupun dijual ke masyarakat umum.
Warga mendapatkan enthung dengan cara yang mudah, cukup menyibak-nyibak daun jati yang rontok dibawah pohon, warga sudah bisa mengaisnya.
Setelah terkumpul banyak, warga segera mencuci ulat kecil yang masih bergerak-gerak menggelikan itu. Setelah bersih, warga siap untuk membumbuinya sebelum digoreng.
Kebanyakan warga tepian hutan sangat suka rasanya. Selain itu juga katanya enthung ulat jati banyak proteinnya dan juga baik untuk tubuh. "Saat masak, dengan memberi bumbu seperti akan menumis.
Kebiasaan warga tersebut telah turun temurun. Sehingga tidak heran kalau makan nasi dengan lauk pauk berupa enthung ulat jati yang warnanya sudah cokelat kemerah-merahan.
"Kalau orang awam, biasanya akan geli atau jijik melihat enthung tersebut. Namun, kalau sudah biasa, akan nikmat rasanya,". Warga luar kota Bojenegoro yang penasaran dengan rasa enthung jati bisa mencoba. Enthung dapat dibeli di pasar-pasar tradisional.
Di awal musim penghujan enthung mudah didapatkan dan jumlahnya sangat banyak.
Selamat mencoba
Sumber : “andhisetiawan.blogspot.com” dan dibenarkan oleh “papa”